Selasa, 14 Juni 2016

catatan untuk Bunda



Catatan untuk bunda

Sungguh ini kali pertama aku melihatmu berbaring di atas kasur yang tak pernah kau inginkan. Kau tahu? Hatiku hampa dan tak mampu lagi menahan rasa yang tak pernah ku rasàkan diwaktu yang lain saat engkau mengalaminya. Menjagamu hal biasa yang pernah ku lakukan tiap kali engkau berbaring dalam keadaan tak berdaya di atas tikar andalanmu. Tapi menjaga dan melihatmu di atas kasur yang kau hindari dalam keadaan tak berdaya, sungguh membuat aku sakit hingga tak mampu lagi menahan deraian air mata yang terus mengalir. Bahkan dengan mengusapnya pun akan semakin menambah rasa sakit ini.

Tuhan... sungguh aku tak ingin melihatnya seperti ini, yang wajah pucat n tak berdaya.
Teringat saat-saat yang telah berlalu, melihat dirinya yang begitu kuat berbadan tegak dengan senyum yang mengembang, membuat aku benar- benar terhibur. Walaupun sesekali aku pernah jengkel bahkan marah karena tak ingin di tegur atau dilarang olehnya. Tapi sungguh, aku tak berniat sedikitpun ingin membenci bahkan memusuhinya. Tak ada maksud lain selain memberitahunya bahwa aku lagi marah dengannya karena sikapnya kepadaku. Walaupun sebenarnya sangat susah untuk mengungkapkannya.

Kau tahu? Sekarang aku hanya bisa bermain dan bercanda dengan bayanganmu yang bahkan sangat susah untuk ku jabarkan. Entahlah, ini kali pertama yang pernah ku rasakan dan benar-benar membuatku tak mengerti. 

Sapaanmu yang dulu kadang ku rindukan bahkan suaramu yang lantang dan membuat seisi rumah takut, rasanya ingin ku dengar kembali. Kau tahu? Sekarang semuanya benar-benar berubah setelah engkau pergi. Dan bahkan untuk kepergianmu pun hanya bagaikan mimpi yang sangat panjang dan aku pun tak tahu akan berakhir dimana.

Sungguh, rindu yang tak terjabah. Berharap akan kehadirannya walaupun hanya secepat kilat dalam mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar