Selasa, 23 Juni 2015

GURU YANG TERAMPIL MENGAJAR



GURU YANG TERAMPIL MENGAJAR
MICROTEACHING

 


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
 Akhir Semester pada Mata Kuliah Microteaching Semester VI Jurusan
Pendidikan Agama Islam

Oleh

BAHRIANI
NIM. 20100112114


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015

 

***GURU YANG TERAMPIL MENGAJAR***
Suatu ungkapan yang sangat popular dalam dunia pendidikan bagi seorang guru “metode lebih penting daripada bahan ajar, guru lebih penting daripada metode, dan Ruh (keinginaan, keikhlasan) guru lebih penting dari segalanya.
Berbicara tentang keterampilan guru dalam mengajar sangatlah berkaitan dengan gaya atau style guru dalam menyampaikan materi ajarnya dan juga tidak lepas dari kemampuan guru yang dimilikinya. Pada umumnya, guru yang terampil dalam mengajar adalah guru yang tidak hanya mengetahui teori atau konsep mengajar tetapi juga kreatif dalam artian mampu membawakan bahan ajarnya dengan menarik perhatian siswa serta mampu memotivasi. Dari hasil analisis penulis, seorang guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pendidik atau orangtua kepada siswanya sehingga dalam menerima pelajaran siswa merasa nyaman. Keterampilan dapat dilihat dari beberapa kombinasi gaya atau style yang harus dikuasai oleh guru dalam mengajar, yaitu gaya ketika membuka pelajaran sehingga terkesan menarik, gaya menyampaikan materi sehingga mudah diterima, gaya pengelolaan kelas saat mengajar hingga pada gaya menutup pelajaran. Guru bagi siswa adalah model atau pameran utama yang harus dicontohi oleh siswa baik itu dari segi cara bicaranya, gerakan hingga pada tata cara berpakaiannya.
Berdasarkan kacamata pandang penulis, seorang guru dikatakan terampil dalam membawa materi adalah apabila dia mampu menaruh energi atau mentransfer energi positifnya pada siswanya dari awal pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran itu berakhir sehingga dalam proses pembelajaran siswanya tidak merasa jenuh. Misalnya, seorang guru yang terampil, adalah : mengucapkan salam sebelum memasuki kelas. Jika dilihat zaman sekarang yang semakin maju ini, pemberian contoh dengan mengucapkan salam sebelum masuk ke ruangan sangat jarang dilakukan lagi oleh seoarang guru. Padahal mengucapkan salam adalah salah satu contoh yang harus diberikan oleh guru.
Mempersiapkan media yang berkaitan dengan pelajaran terlebih dahulu kemudian menyapa siswanya dengan mengucapkan sepatah kata serta mengajak siswanya untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, mengecek kehadiran siswanya untuk mengetahui kondisi siswa dan kelasnya. Setelah itu, guru menyampaikan beberapa hal yang menjadi rambu-rambu dalam pembelajaran, misalnya tujuan pembelajaran, sanksi bagi siswa yang terlambat, ribut dan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh pada proses pembelajaran karena siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya.
Sebelum memasuki pembelajaran sesungguhnya, guru harus memberikan ice breaking[1] untuk kembali mengaktifkan kemampuan otak atau konsentrasi siswa dalam belajar. Karena otak yang dalam keadaan lelah biasanya akan mudah tertidur bahkan tak jarang akan membuat kegaduhan kelas. Ice breaking ini juga bisa dilakukan pada saat menjelaskan materi dan peserta didik mulai legah, mengantuk, bahkan saat teralihkan. Nah pemberian ice breaking dengan cerita lucu atau permainan yang akan menciptakan 10 menit awal dalam menerima pelajaran dan kembali mengembalikan konsentrasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan konsentrasi siswa hanya mampu bertahan 10-20 menit awal saat menerima pelajaran, oleh karena itu sangat dianjurkan bagi seorang guru untuk terus memperhatikan keadaan siswanya saat mengajar.
Sebelum memasauki pembahasan selanjutnya, guru melakukan brainstorming[2] tentang pelajaran sebelumnya tidak lain hanya untuk mengecek ingatan siswa.
Pada saat menjelaskan pun tidak terlepas pada perhatian seorang guru. Menjadi seorang guru yang terampil dalam menjelaskan adalah hal yang paling utama, karena inti dari sebuah pembelajaran adalah  disaat guru mejelaskan materi ajarnya.  Guru terampil menjelaskan adalah ketika dia mampu menjelaskan dan memahamkan materi ajarnya yang dianggap susah oleh siswanya dengan mengkaitkannya dalam kehidupan atau terhadap sesuatu yang mudah dimengerti oleh siswanya. Selain itu pada saat menjelaskan guru juga harus respect[3] terhadap tingkah laku siswa yang ingin menanyakan sesuatu dengan memberikan jeda setelah penjelasan materi untuk membuka kesempatan bagi siswanya yang kurang paham mengenai pelajarannya. Sekali-kali guru juga mengecek tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan tak jarang memberikan penguatan yang bisa membangkitkan motivasi belajar siswa yang menjawab benar, baik itu penguatan dalam bentuk verbal maupun nonverbal..
Yang tak kalah pentingnya yang harus dikuasai seorang guru adalah keterampilan dalam mengelolah kelas. Terkadang banyak guru yang lengah bahkan sangat cuek mengenai pengelolaan kelas. Padahal pengelolaan kelas sangatlah penting bagi proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik akan dekat pada tingkat keberhasilan belajar, dan begitu pun sebaliknya pengelolaan kelas yang tidak begitu baik sangat jauh dari hasil yang telah ditargetkan. Dalam pengelolaan kelas ada beberapa yang dapat dilakukan agar siswa aktif, misalnya dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran dan penggabungan beberapa metode serta pendekatan dalam mengajar. Hal itu akan melahirkan suasana pembelajaran yang sangat kondusif bagi siswa untuk berkreasi. Namun, yang harus diperhatikan adalah semangat yang dimiliki seorang guru. Apabila strategi, metode pengelolaan kelas bagus, namun gurunya kurang fit[4] maka sama halnya pembelajaran itu tidak akan berhasil.
Ketika proses pembelajaran berlangsung, seorang guru tetap mngawasi setiap apa yang dilakukan peserta didiknya misalnya pada saat pembelajaran kelompok. Sekalipun siswa diberikan kebebasan untuk mencari informasi mengenai materinya, tetapi guru tetap memantau apa yang dilakukan siswanya secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
Sebelum mengakhiri pelajaran, seorang guru harus memberikan kesimpulan terhadap materi ajar yang dia bawakan baik itu dengan menunjuk siswanya langsung atau dirinya sendiri. Setelah itu, guru melakukan evaluasi dengan memberikan kuis atau beberapa pertanyaan seputar materinya. Sebagai tindak lanjut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswanya, guru juga memberikan beberapa homework[5] agar siswa lebih paham terhadap materinya.
Selain di atas, ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan guru dalam mengajar, salah satunya adalah kedisiplinan waktu seorang guru baik ketika awal memasuki kelas maupun disaat akan meninggalkan kelas, sehingga tidak merugikan siswanya. Selanjutnya, penggunaan pendekatan yang sesuai akan membuat siswanya lebih mudah didekati. Untuk, menjaga kestabilan energi guru dan siswa, sebaikknya guru menyediakan yel-yel yang telah disepakati untuk menarik perhatian siswa serta motivasi dalam  belajar, misalnya ketika guru ingin menyampaikan sesuatu disaat siswa sedang rebut, guru tinggal mengatakan “Dubidubidu” dan siswa menjawab “Dum” sebagai tanda untuk mereka diam dan menerima beberapa pesan dari guru.
Sebagai catatan kecil dari penulis, bahwa keterampilan guru bukanlah lahir hanya dari sebuah pelatihan yang sering dilakukan tanpa adanya keinginan dalam hati untuk menjadi seorang guru, melainkan lahir dari sebuah niat yang tulus dan diasah secara perlahan dengan melakukan pelatihan yang bertahap. Karena sungguh sangat berbeda penampakan guru yang ikhlas mengajar dan guru yang hampir ikhlas mengajar. 


                                                                                                                  Penulis R_B Av

[1] Ice breaking adalah cara menyegarkan otak dengan permainan yang memancing untuk berfikir namun santai dan tetap focus.
[2] Brainstorming adalah melakukan peninjauan ulang dengan meminta pendapat tentang materi yang telah berlalu.
[3] Respect adalah sikap yang cepat tanggap terhadap sesuatu.
[4] Fit adalah merasa tidak nyaman atau kurang nyaman.
[5] Homework adalah pekerjaan rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar