GURU YANG TERAMPIL MENGAJAR
MICROTEACHING
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
Akhir Semester pada Mata Kuliah Microteaching
Semester VI Jurusan
Pendidikan
Agama Islam
Oleh
BAHRIANI
NIM. 20100112114
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
***GURU YANG TERAMPIL
MENGAJAR***
Suatu ungkapan yang sangat popular dalam dunia pendidikan
bagi seorang guru “metode lebih penting daripada bahan ajar, guru lebih
penting daripada metode, dan Ruh (keinginaan, keikhlasan) guru lebih penting
dari segalanya.
Berbicara tentang keterampilan guru dalam mengajar
sangatlah berkaitan dengan gaya atau style guru dalam menyampaikan materi
ajarnya dan juga tidak lepas dari kemampuan guru yang dimilikinya. Pada
umumnya, guru yang terampil dalam mengajar adalah guru yang tidak hanya
mengetahui teori atau konsep mengajar tetapi juga kreatif dalam artian mampu
membawakan bahan ajarnya dengan menarik perhatian siswa serta mampu memotivasi.
Dari hasil analisis penulis, seorang guru harus mampu menempatkan dirinya
sebagai pendidik atau orangtua kepada siswanya sehingga dalam menerima
pelajaran siswa merasa nyaman. Keterampilan dapat dilihat dari beberapa
kombinasi gaya atau style yang harus dikuasai oleh guru dalam mengajar, yaitu
gaya ketika membuka pelajaran sehingga terkesan menarik, gaya menyampaikan
materi sehingga mudah diterima, gaya pengelolaan kelas saat mengajar hingga
pada gaya menutup pelajaran. Guru bagi siswa adalah model atau pameran utama
yang harus dicontohi oleh siswa baik itu dari segi cara bicaranya, gerakan
hingga pada tata cara berpakaiannya.
Berdasarkan kacamata pandang penulis, seorang guru
dikatakan terampil dalam membawa materi adalah apabila dia mampu menaruh energi
atau mentransfer energi positifnya pada siswanya dari awal pembelajaran
berlangsung hingga pembelajaran itu berakhir sehingga dalam proses pembelajaran
siswanya tidak merasa jenuh. Misalnya, seorang guru yang terampil, adalah : mengucapkan
salam sebelum memasuki kelas. Jika dilihat zaman sekarang yang semakin maju ini,
pemberian contoh dengan mengucapkan salam sebelum masuk ke ruangan sangat
jarang dilakukan lagi oleh seoarang guru. Padahal mengucapkan salam adalah
salah satu contoh yang harus diberikan oleh guru.
Mempersiapkan media yang berkaitan dengan pelajaran
terlebih dahulu kemudian menyapa siswanya dengan mengucapkan sepatah kata serta
mengajak siswanya untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran berlangsung. Selanjutnya,
mengecek kehadiran siswanya untuk mengetahui kondisi siswa dan kelasnya.
Setelah itu, guru menyampaikan beberapa hal yang menjadi rambu-rambu dalam
pembelajaran, misalnya tujuan pembelajaran, sanksi bagi siswa yang terlambat, ribut
dan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh
pada proses pembelajaran karena siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya.
Sebelum memasuki pembelajaran sesungguhnya, guru harus
memberikan ice breaking[1]
untuk kembali mengaktifkan kemampuan otak atau konsentrasi siswa dalam belajar.
Karena otak yang dalam keadaan lelah biasanya akan mudah tertidur bahkan tak
jarang akan membuat kegaduhan kelas. Ice breaking ini juga bisa dilakukan pada
saat menjelaskan materi dan peserta didik mulai legah, mengantuk, bahkan saat teralihkan.
Nah pemberian ice breaking dengan cerita lucu atau permainan yang akan
menciptakan 10 menit awal dalam menerima pelajaran dan kembali mengembalikan
konsentrasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan konsentrasi siswa
hanya mampu bertahan 10-20 menit awal saat menerima pelajaran, oleh karena itu
sangat dianjurkan bagi seorang guru untuk terus memperhatikan keadaan siswanya
saat mengajar.
Sebelum memasauki pembahasan selanjutnya, guru melakukan brainstorming[2]
tentang pelajaran sebelumnya tidak lain hanya untuk mengecek ingatan siswa.
Pada saat menjelaskan pun tidak terlepas pada perhatian
seorang guru. Menjadi seorang guru yang terampil dalam menjelaskan adalah hal
yang paling utama, karena inti dari sebuah pembelajaran adalah disaat guru mejelaskan materi ajarnya. Guru terampil menjelaskan adalah ketika dia
mampu menjelaskan dan memahamkan materi ajarnya yang dianggap susah oleh
siswanya dengan mengkaitkannya dalam kehidupan atau terhadap sesuatu yang mudah
dimengerti oleh siswanya. Selain itu pada saat menjelaskan guru juga harus respect[3]
terhadap tingkah laku siswa yang ingin menanyakan sesuatu dengan memberikan
jeda setelah penjelasan materi untuk membuka kesempatan bagi siswanya yang
kurang paham mengenai pelajarannya. Sekali-kali guru juga mengecek tingkat
pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan tak jarang memberikan
penguatan yang bisa membangkitkan motivasi belajar siswa yang menjawab benar,
baik itu penguatan dalam bentuk verbal maupun nonverbal..
Yang tak kalah pentingnya yang harus dikuasai seorang guru
adalah keterampilan dalam mengelolah kelas. Terkadang banyak guru yang lengah
bahkan sangat cuek mengenai pengelolaan kelas. Padahal pengelolaan kelas
sangatlah penting bagi proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik akan dekat
pada tingkat keberhasilan belajar, dan begitu pun sebaliknya pengelolaan kelas
yang tidak begitu baik sangat jauh dari hasil yang telah ditargetkan. Dalam
pengelolaan kelas ada beberapa yang dapat dilakukan agar siswa aktif, misalnya
dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran dan penggabungan beberapa
metode serta pendekatan dalam mengajar. Hal itu akan melahirkan suasana
pembelajaran yang sangat kondusif bagi siswa untuk berkreasi. Namun, yang harus
diperhatikan adalah semangat yang dimiliki seorang guru. Apabila strategi,
metode pengelolaan kelas bagus, namun gurunya kurang fit[4]
maka sama halnya pembelajaran itu tidak akan berhasil.
Ketika proses pembelajaran berlangsung, seorang guru tetap
mngawasi setiap apa yang dilakukan peserta didiknya misalnya pada saat
pembelajaran kelompok. Sekalipun siswa diberikan kebebasan untuk mencari
informasi mengenai materinya, tetapi guru tetap memantau apa yang dilakukan
siswanya secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan antara kelompok yang satu
dengan kelompok lainnya.
Sebelum mengakhiri pelajaran, seorang guru harus
memberikan kesimpulan terhadap materi ajar yang dia bawakan baik itu dengan
menunjuk siswanya langsung atau dirinya sendiri. Setelah itu, guru melakukan
evaluasi dengan memberikan kuis atau beberapa pertanyaan seputar materinya.
Sebagai tindak lanjut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswanya, guru juga
memberikan beberapa homework[5]
agar siswa lebih paham terhadap materinya.
Selain di atas, ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan
guru dalam mengajar, salah satunya adalah kedisiplinan waktu seorang guru baik
ketika awal memasuki kelas maupun disaat akan meninggalkan kelas, sehingga tidak
merugikan siswanya. Selanjutnya, penggunaan pendekatan yang sesuai akan membuat
siswanya lebih mudah didekati. Untuk, menjaga kestabilan energi guru dan siswa,
sebaikknya guru menyediakan yel-yel yang telah disepakati untuk menarik
perhatian siswa serta motivasi dalam
belajar, misalnya ketika guru ingin menyampaikan sesuatu disaat siswa
sedang rebut, guru tinggal mengatakan “Dubidubidu” dan siswa menjawab “Dum” sebagai
tanda untuk mereka diam dan menerima beberapa pesan dari guru.
Sebagai catatan kecil dari penulis, bahwa keterampilan
guru bukanlah lahir hanya dari sebuah pelatihan yang sering dilakukan tanpa
adanya keinginan dalam hati untuk menjadi seorang guru, melainkan lahir dari
sebuah niat yang tulus dan diasah secara perlahan dengan melakukan pelatihan
yang bertahap. Karena sungguh sangat berbeda penampakan guru yang ikhlas
mengajar dan guru yang hampir ikhlas mengajar.
Penulis R_B Av
[1] Ice breaking adalah cara
menyegarkan otak dengan permainan yang memancing untuk berfikir namun santai
dan tetap focus.
[2] Brainstorming adalah
melakukan peninjauan ulang dengan meminta pendapat tentang materi yang telah
berlalu.
[3] Respect adalah sikap yang
cepat tanggap terhadap sesuatu.
[4] Fit adalah merasa tidak
nyaman atau kurang nyaman.
[5] Homework adalah pekerjaan
rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar